ORANG TUA seharusnya menjadi panutan dan rumah ternyaman bagi anak untuk bersandar, berbagi cerita, dan belajar tentang kehidupan.
Sayangnya, dengan beberapa alasan, ada orang tua yang belum siap menjadi orang tua. Mereka belum bisa berpikir panjang tentang masa depan dan tidak mampu mencari cara terbaik untuk membimbing anak melewati masa tumbuh kembangnya.
Tak heran bila kemudian ada istilah ‘salah asuh’ mengacu pada metode pengasuhan yang justru menyuburkan karakter buruk seorang anak di masa dewasanya.
Salah satu perilaku buruk yang dilakukan orang tua terhadap anaknya adalah gaslighting, sebuah bentuk manipulasi psikologis yang diciptakan seseorang agar lawan bicaranya meragukan pemikirannya sendiri bahkan menyalahkan diri sendiri.
Di sinilah dibutuhkan kepekaan bagi anggota keluarga lain (selain anak yang menjadi korban) untuk melihat apakah tindakan sudah tergolong gaslighting. Jangan ragu untuk melakukan lima hal ini agar manipulasi psikologis itu bisa dihentikan.
Pertama, jangan menerima mentah-mentah kebohongan yang diucapkan orang tua. Ikuti nalurimu dan percayalah dengan ingatanmu mengenai apa yang terjadi sebelumnya.
Kedua, hadapi hinaan atau tuduhan secara langsung. Jika kamu merasa aman, belalah dirimu dengan menetapkan batasan yang jelas.
Ketiga, bangun kembali kepercayaan atau harga dirimu. Lakukan aktivitas bersama orang-orang yang bisa membuatmu merasa percaya diri.
Keempat, laporkan kekerasan yang terjadi. Hinaan, penolakan, dan cacian yang dilakukan terus-menerus menandakan telah terjadi kekerasan emosional.
Kelima, tetapkan batasan. Jika memungkinkan, jagalah jarak dan batasi kontak untuk mengurangi paparan kamu terhadap tindakan gaslighting.
Jangan lupa untuk ‘menolong’ pelaku gaslighting. Kita harus sadar bahwa pasti ada latar belakang psikologis maupun pengalaman hidup yang membuat orang tua justru melakukan gaslighting terhadap anak mereka sendiri.
KOMENTAR ANDA